Sabtu, 23 Januari 2016

PERAN GURU DALAM STRATIFIKASI SOSIAL



PERAN GURU DALAM STRATIFIKASI SOSIAL
 
A.      Diskripsi Pendidik atau Guru
1.    Definisi
Pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tinggkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Ada pendapat ahli yang mengatakan bahwa pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasran peserta didik. Pendidik adalah orang yang dengan sengaja membantu orang lain untuk mencapai kedewasaan. Pada lingkungan pendidikan di masyarakat penyebutan pendidik dengan istilah tutor, fasilitator, atau instruktur. Pada lingkungan sekolah biasa disebut dengan guru. Guru adalah pendidik yang ada di lingkungan sekolah. Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama, mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2.    Kompetensi Guru
Sebuah kompetensi sangat penting bagi kualifikasi persyaratan guru yang profesional. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan Dwi Siswoyo (1995), kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai berikut :
a.       Kompetensi profesional
Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang studi yang akan diajarkan kepada peserta didik dan metodeloginya, memiliki pengetahuan yang fundamental tentang pendidikan, serta memiliki ketrampilan yang vital bagi dirinya untuk memilih dan menggunakan berbagai strategi yang tepat dalam proses pembelajaran.
b.      Kompetensi personal
Artinya bahwa seorang guru harus memiliki kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber identifikasi khususnya bagi peserta didik dan umum nya bagi sesama manusia.
c.       Kompetensi sosial
Artinya seorang guru harus bisa menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan baik terhadap peserta didiknya, sesama guru, pemimpinnya dan dengan masyarakat luas.
Selain tiga syararat kompetensi di atas, seorang guru juga dituntut mampu memberikan pelayanan yang sebaik baiknya (to serve the common good) disertai dengan dedikasi yang tinggi untuk mencapai kesejahteraan insani (human welfare), yang berarti mengutamakan nilai kemanusian dari pada nilai material. Di Indonesia syarat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru telah dirumuskan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 yaitu tentang guru dan dosen. Pada pasal 10 undang-undang tersebut telah disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi:
Ø  Kompetensi pedagogik
Ø  Kompetensi kepribadian
Ø  Kompetensi profesional
Ø  Kompetensi sosial
3.    Kedudukan Guru
Guru merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi pengembangan segenap potensi peserta didik. Guru menjadi orang yang paling menentukan dalam perancangan dan penyiapan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas, paling menentukan dalam pengatur elas dan pengendalian siswa, dan juga dalam penilaian hasil pendidikan dan pembelajaran yang dicapai siswa.  Oleh karena itu pendidik merupakan sosok yang amat menentukan dalam proses keberlangsungan dan  keberhasilan pendidikan dan pembelajaran. Dalam konteks pendidikan formal di sekolah, guru sebagai pendidik mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional yang memiliki fungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia saat ini.
4.    Hakekat Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Dalam proses pendidikan, pada dasarnya  guru mempuyai tugas “ mendidik dan mengajar” peserta didik agar dapat menjadi manusia yang dapat melaksanakan tugas kehidupannya yang selaras dengan kodratya sebagai manusia yang baik dalam kaitan hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan Tuhan. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 yang mengatur tentang guru dan dosen pada pasal 10 telah tercantum beberapa tugas guru, yaitu sebagai berikut :
a.       Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b.      Meningkatkan dan mengembangkan kualitas akademik dan kompetensi secara kelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
c.       Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d.      Menjujung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum ,dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
e.       Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

B.       Stratifikasi Sosial
1.    Pengertian dan Terjadinya Stratifikasi
Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Sorokin menyatakan bahwa dasar atau inti lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial serta pengaruhnya diantara anggota-anggotanya. Alasan-alasan terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat yang terjadi dengan sendirinya biasanya karena kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan dalam suatu kerabat, harta dan batas-batas tertentu. Sedangkan pada masyarakat yang relah menetap dan bercocok tanam, maka kerabat pembuka tanah, dianggap sebagai orang-orang yang menduduki lapisan tinggi.
Menurut Astrid S. Susanto, dasar pembentukan stratifikasi sosial adalah manusia mempunyai kecenderungan untuk menilai suatu pekerjaan, penilaian mana ditinjau dari segi peranan memiliki suatu pekerjaan dalam memenuhi kepentingan masyarakat. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada penilaian biologis maupun kebudayaan.
Menurut Soerjono Soekanto, untuk meneliti proses-proses stratifikasi sosial berdasarkan beberapa pokok pedoman, sebagai berikut:
a.       Sistem stratifikasi sosial berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat.
b.      Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisa dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai berikut:
1)      Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, laju angka kejahatan), wewenang dan sebagainya.
2)      Sistem pertanggan yang diciptakan warga masyarakat (prestige dan penghargaan).
3)      Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didasarkan atas kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat, wewenang atau kekuasaan.
4)      Lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, keanggotaan pada suatu organisasi dan lain sebagainya.
5)      Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.
6)      Solidaritas diantara individu atau kelompok sosial yang menduduki kedudukan yang sama-sama dalam sistem sosial masyarakat.
Pokok-pokok yang mendasari terjadinya proses pelapisan sosial dalam masyarakat, akan memudahkan pemahaman tentang mengapa stratifikasi sosial sulit dihilangkan dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan masyarakat juga menunjukkan bahwa stratifikasi semakin jelas, yang ditandai dengan berbagai lambang kedudukan, seperti bentuk rumah, kegiatan hobi, pakaian dan sebagainya.
Sistem stratifikasi yang disusun dengan sengaja biasanya memiliki tujuan tertentu. Dalam sistem ini berhubungan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang secara resmi pada organisasi formal, seperti pemerintah, perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata dan sebagainya. Sistem stratifikasi sosial harus dibuat dengan teratur agar tidak menimbulkan pertentangan yang berhubungan dengan kekuasaan maupun wewenang.

2.    Kelas Sosial dalam Sosiologi Empiris
Menurut Selo Sumardjan, sosial dimaksudkan semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka diketahui dan diakui oleh masyarakat umum. Paradigma kelas merupakan salah satu paradigma paling mapan untuk menganalisa data struktur sosial. Dalam paradigma ini, riset difokuskan pada upaya mendeteksi perbedaan antar kelas (Outwaite, 2008). Dalam teori Marxisme pada pokoknya ada dua macam dalam setiap masyarakat, yaitu kelas yang memiliki tanah atau alat-alat produksi lainnya dan kelas kelas  yang tidak mempunyai alat-alat produksi dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan dalam produksi.
Teori adanya kelas dalam masyarakat yang dipergunakan sosiologi menunjukkan bahwa hubungan antar kelas tidak harus bertentangan. Kelas-kelas sosial ini akan senantiasa ada sepanjang masa dalam tiap masyarakat yang hidup teratur. Kelas sosial dapat diartikan suatu kelompok yang anggota-anggotanya mempunyai persamaan kedudukan ekonomi, prestise, kedudukan pekerjaan, kekuasaan, orientasi, nilai dan yang ditandai adanya interaksi serta kesadaran kelas.

3.    Dasar-dasar Stratifikasi Sosial
Berikut ini kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan seseorang masuk kedalam lapisan tertentu adalah:
a.    Ukuran Kekayaan
Kekayaan yang dimiliki seseorang sering diyakini dapat diperoleh dengan memiliki pendidikan yang tinggi. Dengan kata lain, pendidikan yang dimiliki seseorang berkontribusi pada kekayaan yang dimilikinya. Pendidikan dipandang mampu sebagai sarana mobilitas sosial untuk memperoleh kekayaan, sehingga dapat menempatka seorang individu pada strata atas.
b.    Ukuran Kekuasaan
Untuk menentukan status seseorang berdasarkan kekuasaan, biasanya dikaitkan dengan kewenangan atau otoritas yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan masyarakat. Didalam realitas kehidupan nyata, tidak jarang seseorang yang memiliki kekuasaan yang besar berasal dari mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Dengan demikian, tingkat pendidikan dapat berkontribusi pada besar kecilnya kekuasaan.
c.    Ukuran Kehormatan
Kehormatan yang diberikan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kedudukan yang tinggi karena kekayaannya, tetapi karena faktor-faktor lainnya seperti karismatik, pengetahuan tentang agama dan sebagainya. Dalam masyarakat modern tingkat pendidikan seseoramg dapat menjadikan seorang individu mendapat kehormatan di masyarakat. Dengan demikian, bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat berkontribusi pada tingkat kehormatan yang dimilikinya dari masyarakat.
d.   Ukuran Ilmu Pengetahuan
Dalam lembaga pendidikan terutama di perguruan tinggi, penguasaan ilmu pengetahuan yang ditunjukkan dengan karya-karya ilmiah, dapat menempatkan seseoarang pada strata atas dan disegani.

C.    Stratifikasi Sosial Yang Ada Di Sekolah
1.      Struktur warga sekolah
Secara resmi pada warga sekolah pasti memiliki struktur. Interaksi yang terjadi antara warga sekolah akan mempengaruhi proses berjalannya pendidikan yang ada di sekolah tersebut. Adapun warga sekolah terdiri atas komponen sebagai berikut :
a.    Kepala Sekolah
Adalah orang yang memiliki kedudukan dan posisi tertinggi di sekolahan, hal tersebut didapatkan karena pengalaman, masa kerja serta pendidikan yang dimilikinya. Ialah yang berhak dalam mengambil keputusan yang harus dipatuhi oleh seluruh warga sekolah, dan juga memiliki tanggung jawab atas kelancaran pendidikan. Selain itu, kepala sekolah juga sebagai konsultan kepada guru-guru yang ada.
b.      Guru
Kedudukan guru lebih redah dibandingkan dengan kepala sekolah. Selain itu, kedudukan antara guru-guru pun juga tidaka sama. Biasa guru SMA dianggap memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada guru SD dan SMP. Tidak hanya itu, guru yang mengajarkan ilmu atau sesuatu tertentu juga dapat di jadika tingkat tolak ukur apakah guru tersebut mempunyai kedudukan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Misalnya guru matematika dianggap lebih tinggi kedudukannya daripada guru olah raga.
c.       Murid
Murid atau peserta didik, biasa  dalam satu kelas murid selalu kompak.dalam menghadapi kelas lain. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya konflik antar pelajar. Dalam sebuah sekolahan selalu terdapat tingkatan antara murid, sering kali kakak kelas dianggap memiliki kedudukan yang tinggi dibandingkan adik kelasnya. Tidaka hanya itu, di dalam kelas pun juga sudah ada tingkatan antara mereka yang pandai dengan yang kurang pandai serta pada struktur kelas yang menganggap ketua kelas memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk mengatur kelasnya.
d.      Orang Dewasa Tak Mengajar
Yang dimasksud disisni adalah pengawai administrasi dan pesuruh sekolah. Sudah terlihat jelas bahwa pegawai administrasi memiliki kedudukan yang lebih rendah daripada kelas sekolah dan guru serta kekudukan pesuruh lebih rendah daripada administrasi sekolah. Orang dewasa selain pengajar juga memiliki peran penting dalam proses berjalannya pendidikan, tanpa mereka proses pendidikan tidak dapat berjalan lancar serta mereka biasanya disebut sebagai tenaga kependidikan dan mereka termasuk dalam warga sekolah.

D.    Stratifikasi Yang Ada Di Kelas
Dalam kehidupan di pendidikan, stratifikikasi sosial tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, namun di dalam kelas pun juga terdapat adanya stratifikasi sosial yang begitu sangat nyata keberadaannya. Umumnya pemerintah Indonesia sudah meminalisir perihal ketimpangan sosial yang terjadi karena salah satunya adanya stratifikasi sosial di dunia pendidikan khususnya yang ada pada tungkat kelas pada sekolah. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah aitu salah satunya dengan menerapkan peraturan untuk sekolah dasar hingga sekolah menengah atas (SMA) yaitu mengenai pemakaian seragam sekolah. Hal ini dilakukan agar mereka di pandang sama, tidak ada kecemburuan dalam penampilan fisik atau dalam cara berpakaian. Meski demikian, masih banyak hal yang membuat stratifikasi itu tetap nampak pada siswa. Karena adanya stratifikasi yang ada pada siswa tidak lepas dari peran dan kedudukan orang tua siswa, seperti sumber pendapatan, daerah tempat tinggal, dan lamang-lambang lain dari orang tua siswa.
Stratifikasi sosial yang ada di kelas juga dapat di lihat dari interaksi antara siswa sati dengan siswa lainnya, tidak jarang terjadi pengelompokan yang di dasrkan pada kesamaan strata yang dimilikinya. Siswa yang memiliki stratifikasi menengah atas cenderung memilih teman-teman yang memiliki strata yang sama dengan dirinya. Dengan demikian di dalam kelas mereka cenderung duduk dibangku yang berdekatan. Anak dengan strata atau kelas sosial yang rendah atau golongan bawah sebenarnya juga ingin berteman dengan mereka yang ada di kelas tersebut. Namun, anak atau siswa yang berlatar belakan dari keluarga berstrata rendah akan merasa minder dan merasa tidak mampu untuk mengkuti budaya yang dibawa oleh mereka yang berasak dari strata atas atau kelas sosial yang tinggi.
Banyak hal lain yang menunjukkan adanya stratifikasi yang ada di kelas. Kedudukan suatu siswa juga dapat menciptakan stratifkasi terbentuk didalam kelas tersebut yaitu seperti ketua kelas yang cenderung disegani oleh teman sekelasnya sendiri. Karena kedudukan ketua kelas dianggap lebih tinggi, maka tidak heran apabila ketua kelas disegani oleh teman-teman mereka sendiri. Tidak hanya ketua kelas, siswa yang ikut dalam suatu organisasi tertentu yang ada di sekolah tersebut memnuat dirinya memiliki kedudukan dan disegani oleh teman-teman lainnya. Misalnya seperti siswa yang ikut organisasi OSIS, mereka akan mendapatkan perlakuan yang lebih tinggi daripada siswa yang sama sekali tidak memngikuti kegiatan keorganisasian yang ada di tingkat sekolah itu. Selain itu, tingkat prestasi yang dimiliki siswa pun juga mempengaruhi terjadinya stratifikasi sosial yang ada di kelas. Siswa yang memiliki prestasi baik atau siswa yang pandai akan membawa budayanya atau memiliki pengaruh yang begitu besar bagi siswa lainnya agar dapat berkedudukan seperti dirinya yaitu menjadi pandai. Tidak jarang ditemui bahwa siswa yang mempunyai prestasi baik selalu mempunyai latar belakang yang baik juga atau berlatar belakan dari keluarga menengah atas. Hal ini lah yang menyebabkan adanya ketimpangan dari siswa yang berlatar belakang menengah atas dengan siswa yang berlatar belakang rendah. Karena siswa yang mempunyai latar belakang dari strata rendah akan kesulitan dalam mengejar mereka yaitu siswa-siswa yang berasal dari strata tinggi.

E.       Analisis Mengenai Guru dan Stratifikasi Sosial
Didalam agama sudah disebutkan bahwa orang yang memiliki ilmu akan ditinggikan derajatnya. Oleh karena itu individu yang bekerja sebagai seorang guru akan dianggap sebagai orang yang terhormat padahal gaji guru tidaklah seberapa dibandingkan dengan yang lain, seperti sopir truk atau tukang gali pasir. Karena pekerjaan sebagai guru dianggap pekerjaan yang mulia. Pembentukan karakter akan dibangun bersama oleh seorang guru. Murid-murid didikan guru akan melahirkan generasi yang baik dan santun.
Stratifikasi juga terdapat pada lembaga pendidikan di masyarakat desa maupun kota. Di Kota fasilitas lebih lengkap dan maju dibandingkan dengan fasilitas yang ada di desa. Hal ini menyebabkan banyak keluarga yang menginginkan anaknya untuk melakukan urbanisasi dengan harapan mendapatkan fasilitas lengkap yang ada di kota.
Waller mengungkapkan bahwa terdapat stratifikasi terhadap siswa yang memiliki kelas-kelas tertentu, misalkan kelas menengah. Didalam kelas menengah memiliki perbendaharaan kata yang cukup baik dan dapat mengerti hal-hal yang bisa dibicarakan oleh guru, sedangkan kelas sosial rendah justru tidak beruntung karena akan mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata yang disampaikan oleh gurunya.
Dalam Tesis Randall Collins (1979) dalam The Credential Society: An Historical Sociology of Education and Stratification. Memeberikan pengertian bahwa sekolah formal justru sebagai pusatnya stratifikasi karena orang-orang yang bisa menikmati sekolahan yang bermutu dan mahal hanya bisa dinikmati oleh orang-orang kaya sedangkan orang-orang yang miskin tidak bisa mendapatkan kualitas mutu sekolah yang baik. Di sekolah yang mahal dan bermutu akan banyak fasilitas yang didapat seperti: ekstrakulikuler, internet, LCD, Lab-lab yang bagus, tempat nyaman dan rapi. Kebalikannya justru dialami oleh siswa dari tingkatan ekonomi kebawah karena akan menikmati sekolah yang buruk dan mutunya jelek seperti: tempat kotor, kurangnya fasilitas, guru kebanyakan tidak professional. Sekolah yang bermutu jelek justru sering ada kejadian kekerasan didalam pendidikannya dan sekolahan yang bermutu hanya menampung orang-orang yang baik-baik dengan guru-guru yang profesional.
Dalam pendidikan memang tidak bisa dipungkiri bahwa selalu ada stratifikasi dalam keberadaan lembaga pendidikan tersebut. Dalam satuan pendidikan bahwa terdapat kelas-kelas tertentu. Sekolah kejuruan dengan sekolah menengah atas, merupakan bentuk stratifikasi yang menonjolkan lapisan tinggi dalam sekolah menengah. Sekolah kejuruan memperlihatkan bahwa peminat-peminat dari kejuruan ini justru dari golongan-golongan menengah sampai bawah. Kejuruan memang merupakan sekolah yang mempercepat siswa untuk mencari pekerjaan akan tetapi pamornya tetap tinggi sekolah menengah atas. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat kelas atas yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi setelah itu akan bisa mendapatkan pekerjaan yang gajinya relatif tinggi jika dibandingkan dengan pekerja lulusan SMK.
Dalam lapisan sosial guru juga menempati stratifikasi-stratifikasi tertentu. Guru yang mengajar dalam jenjang pendiidkan SD akan kalah dengan jenjang SMP, maupun SMA. Kelas ini merupakan realita yang terjadi di masyarakat. Pandangan masyarakat lebih melihat status guru mengajar dijenjang tertentu untuk menentukan kelas mereka. Seorang guru yang mengajarkan anak-anak akan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Mengajar di jenjang SMA justru lebih dihormati oleh mayoritas masyarakat. Jika dijenjang SD akan lebih terfokus untuk mengajarkan budi pekerti, sedangkan di SMP lebih menonjolkan pengenalan keilmuan siswa dan pada jenjang SMA lebih ke pemilihan keilmuwan yang dirasa cocok dengan keahlian siswa.
Pelapisan juga terjadi antara guru dengan dosen. Dosen cenderung lebih memiliki kehormatan dimata masyarakat karena dianggap sudah memiliki ilmu yang lebih tinggi. Dari segi ekonomi, dosen juga lebih mendapatkan gaji yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan guru. Karena adanya kelas tersebut menimbulkan persaingan untuk mendapatkan posisi tersebut. Seseorang akan mencari lulusan sarjana hingga mencapai tingkat tinggi untuk bisa mendapatkan status dan juga pendapatan yang tinggi. Tentunya seseorang yang memiliki gelar S2 maupun S3 akan mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang dengan gaji yang cukup tinggi karena memiliki kelas yang tinggi dimata masyarakat.

F.     Peran Guru dalam Stratifikasi Sosial
Berikut adalah peran guru dalam menyikapi stratifikasi sosial yang ada dalam kelas, sebagai berikut :
1.        Guru memberikan program nutrisi dan stimulasi harus diberikan kepada anak-anak yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
2.        Guru menciptakan mekanisme sosial yang mendukung.
3.        Guru memberikan pembelajaran secara kontekstual disesuaikan dengan perbedaan masing-masing siswa.
4.        Guru bersikap profesionalisme, agar dalam pembelajaran tidak memandang perbedaan siswa-siswa yang berasal dari lapisan atas ataupun bawah.
5.        Dalam menghadapi perbedaan yang ada di kelas, Guru harus bersifat bijaksana. Artinya guru harus bersikap sesuai dengan karakteristik siswa dan bersikap adil.
6.        Guru tidak hanya memperhatikan anak-anak dari golongan menengah ke atas, tapi juga memperhatikan anak-anak dari golongan rendah yang mungkin tidak mudah dalam memahami.
7.        Guru tidak menganggap dirinya masuk golongan menengah atas ataupun bawah, sehingga guru harus bersikap sebagai layaknya seorang guru dan tujuannya untuk mampu menyadarkan para siswa agar saling menghargai dan membantu.
8.        Guru juga harus memahami latar belakang dan kelakuan anak-anak tersebut, serta membantu memudahkan anak dalam proses interaksi baik dengan warga sekolah, maupun dengan pelajaran yang diterima.
9.        Guru perlu terlibat dalam situasi yang mampu meningkatkan kesempatan untuk kontak secara langsung dengan individu-individu yang berbeda.
10.    Guru memerlukan pengalaman yang dapat meningkatkan pengembangan sikap positif tentang perbedan siswa di dalam kelas.

1 komentar:

  1. How To Play at Casino: Easy Guide & Registration
    As such, the casino game is played online for free, meaning you can 벳 이스트 get to know how 도박사이트 it works, 토토커뮤니티 even if you're not a gambler, especially if you 트리플 슬롯 haven't 실시간 배팅

    BalasHapus