GURU
DAN INTERAKSI YANG HARMONIS DI KELAS
A. Peran
Guru Dalam Proses Pembelajaran
Eksistensi guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran tidak
berbeda dengan air untuk ikan dan pembelajaran tidak berbeda dengan air untuk
ikan di dalam sebuah akuarium. Sedemikian pentingnya sehingga jika tidak ada,
kehidupan di dalam akuarium tersebut tidak dapat berlangsung. Guru adalah sosok
yang mampu menciptakan sebuah kondisi khusus pada kehidupan seseorang,
khususnya terkait dengan kemampuan menghadapi kondisi kehidupan di masyarakat.
Dengan mengikuti prosesyang diselenggarakan guru, proses pendidikan, dan
pembelajaran, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh seseoran sehingga hal
tersebut dapat meningkatkan kualitas kompetensi dirinya.
Proses
pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi antara guru dengan
siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-model pembelajaran
sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Guru mempunyai peran ganda dan
sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan siswa. Peran dimaksudkan
adalah guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan guru sebagai sejawat
belajar.
Proses
pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi antara guru dengan
siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-model pembelajaran
sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Guru mempunyai peran ganda dan
sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan siswa. Peran dimaksudkan
adalah guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan guru sebagai sejawat
belajar.
1. Guru sebagai guru.
Pekerjaan utama guru adalah
mengajar dan mendidik siswa siswa, yang berusaha agar semua siswanya mampu
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diajarkan dengan baik.
2. Guru sebagai orang tua.
Tempat
mencurahkan segala perasaan siswa, tempat mengadu siswa ketika mengalami
gangguan. Siswa merasa aman dan nyaman ketika dekat dengan guru, bahkan merasa
rindu jika tidak bertemu guru. Interaksi guru dan siswa bagaikan hubungan orang
tua dan anak, hangat, akrab, harmonis, dan tulus. Peran guru sebagai orang tua
dilakukan di lingkungan sekolah lebih bersifat hubungan emosional dan
penyeteraan perasaan guru dan siswa. Siswa akan merasa aman dan nyaman di
lingkungan sekolah. Interaksi lebih berdasarkan kasih sayang dan saling
pengertian oleh karenanya keterbukaan siswa dalam hal permasalahan pribadi
maupun masalah yang berhubungan dengan pembelajaran dapat terungkap. Dalam hal
ini guru harus tahu betul karakteristik siswa untuk menentukan sikap yang
berkaitan dengan kebijakan pembelajaran.
Hal yang harus diperhatikan guru berkenaan dengan
karakteristik siswa antara lain:
a. Setiap
siswa memiliki pengalaman dan potensi belajar yang berbeda.
b. Setiap
siswa memiliki tendensi untukmenentukan kehidupanya sendiri.
c. Siswa
lebih memberikan perhatian pada hal-hal menarik bagi dia dan menjadi
kebutuhannya.
d. Siswa
lebih menyenangi hal-hal yang bersifat kongkrit dan praktis.
e. Siswa
lebih suka menerima saran-saran daripada diceramahi.
f. Siswa
lebih menyukai pemberian penghargaan (reward) dari pada hukuman ( punishment )
3. Guru sebagai teman.
Sebagai pasangan untuk berbagai
pengalaman dan beradu argumentasi dalam diskusi secara informal. Guru tidak
merasa direndahkan jika siswa tidak sependapat, atau memang pendapat siswa yang
benar, dan menerima saran siswa murid yang masuk akal. Hubungan guru dan siswa
mengutamakan nilai-nilai demokratis dalam proses pembelajaran.
Dalam berperan sebagai orang tua dan sebagai
sahabat seorang guru dalam proses pembelajaran dan berinteraksi harus
memperhatikan hal-hal dibawah ini:
a. Mendengarkan
dan tidak mendominasi.
Karena siswa merupakan pelaku utama dalam
pembelajaran, maka guru harus memberi kesempatan agar siswa dapat aktif. Upaya
pengalihan peran dari fasilitator kepada siswa bisa dilakukan sedikit demi
sedikit.
b. Bersikap
sabar.
Aspek utama pembelajaran adalah proses belajar yang
dilakukan oleh siswa itu sendiri. Jika guru kurang sabar melihat proses yang
kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, maka hal ini sama dengan guru
telah merampas kesempatan belajar siswa.
c. Menghargai
dan rendah hati.
berupaya menghargai siswa dengan menunjukan minat
yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka
d. Mau
belajar.
Seorang guru tidak akan dapat bekerja sama dengan
siswa apabila dia tidak ingin memahami atau belajar tentang mereka.
e. Bersikap
sederajat.
Guru perlu mengembangkan sikap kesederajatan agar
bisa diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh siswanya.
f. Bersikap
akrab dan melebur.
Hubungan dengan siswa sebaiknya dilakukan dalam
suasana akrab, santai, bersifat dari hati ke hati (interpersonal realtionship),
sehingga siswa tidak merasa kaku dan sungkan dalam berhubungan dengan guru.
g. Tidak
berusaha menceramahi.
Siswa memiliki pengalaman, pendirian, dan keyakinan
tersendiri. Oleh karena itu, guru tidak perlu menunjukkan diri sebagai orang
yang serba tahu, tetapi berusaha untuk saling berbagai pengalaman dengan
siswanya, sehingga diperoleh pemahaman yang kaya diantara keduanya.
h. Berwibawa.
Meskipun pembelajaran harus berlangsung dalam
suasana yang akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap dapat
menunjukan kesungguhan di dalam bekerja dengan siswanya, sehingga siswa akan
tetap menghargainya.
i.
Tidak memihak dan mengkritik.
Di tengah kelompok siswa seringkali terjadi
pertentangan pendapat. Dalam hal ini, diupayakan guru bersikap netral dan berusaha
memfasilitasi komunikasi di antara pihak-pihak yang berbeda pendapat, untuk
mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
j.
Bersikap terbuka.
Biasanya siswa akan lebih terbuka apabila telah
tumbuh kepercayaan kepada guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru juga
jangan segan untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu, agar
siswa memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar
k. Bersikap
positif.
Guru mengajak siswa untuk mamahami keadaan dirinya
dengan menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya mengeluhkan
keburukan-keburukannya. Perlu diingat, potensi terbesar setiap siswa adalah
kemauan dari manusianya sendiri untuk merubah keadaan
B. Peran
Guru Dalam Proses Pembelajaran di Kelas
Peran guru
sebagai guru lebih dominan dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam
proses pembelajaran sehebat apapun perangkat pembelajaran dibuat oleh guru dan
kompetensi guru yang baik tanpa interaksi antara guru dan siswa yang harmonis
maka tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai optimal. Guru harus mampu
menguasahi pola interaksi dan tehnik komonikasi yang baik dalam proses
pembelajaran. Interaksi dalam pembelajaran lebih dikenal dengan istilah
interaksi edukatif. interaksi edukatif secara spesifik merupakan proses atau
interaksi belajarmengajar itu, memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan dengan
bentuk interaksi lain. ciri-ciri interaksi belajar mengajar tersebut yaitu:
1. Interaksi belajar-mengajar memiliki
tujuan,yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang
dimaksud interaksi belajar-mengajar itu sadar tujuan, dengan menempatkan siswa
sebagai pusat perhatian. Siswa mempunyai tujuan, unsur lainnya sebagai
pengantar dan pendukung.
2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang
terencana..Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan
interaksi perlu adanya prosedur atau langkah-langkah sistematis dan relevan.
Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan yang lain, mungkin
akan membutuhkan prosedur dan desain yang berbeda pula. Sebagai contoh misalnya
tujuan pembelajaran agar siswa dapat menunjukkan Kota Banjarmasin, tentu
kegiatannya tidak cocok kalau disuruh membaca dalam hati, dan begitu
seterusnya.
3. Interaksi
belajar-mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal
ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan.
Sudah barang tentu dalam hal ini perlu memperhatikan komponenkomponen yang
lain, apalagi komponen anak didik yang merupakan sentral. Materi harus sudah
didesain dan disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi belajar-mengajar.
4. Ditandai
dengan adanya aktivitas siswa. Sebagai konsekuensi bahwa siswa merupakan
sentral, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya
interaksi belajarmengajar. Aktivitas siswa dalam hal ini, baik secara fisik
maupun secara mental aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep KTSP. Jadi tidak
ada gunanya guru melakukan kegiatan interaksi belajar-mengajar, kalau siswa
hanya pasif saja. Sebab para siswalah yang belajar, maka merekalah yang harus
melakukannya.
5. Dalam
interaksi belajar-mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam peranannya
sebagai pembimbing ini guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi
agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator
dalam segala situasi proses belajar-mengajar, sehingga guru akan merupakan
tokoh yang akan dilihat dan akan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik. Guru
(“akan lebih baik bersama siswa”) sebagai designer akan memimpin terjadinya
interaksi belajar-mengajar.
6. Di
dalam interaksi belajar-mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi
belajar-mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur
sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh semua pihak dengan
secara sadar, baik pihak guru maupun pihak siswa. Mekanisme konkrit dari
ketaatan pada ketentuan atau tata tertib ini akan terlihat dari pelaksanaan
prosedur. Jagi langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang
sudah digariskan. Penyimpangan dari prosedur, berarti suatu indikator
pelanggaran disiplin.
7. Ada
batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas
(kelompok siswa), batas waktu menjadi salah-satu ciri yang tidak bisa
ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus
sudah tercapai.
C. Guru
Dalam Menciptakan Interaksi Yang Harmonis Di Kelas
Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari kegiatan
pendidikan secara keseluruhan. Dalam prosesnya, kegiatan pembelajaran ini
melibatkan interaksi individu yaitu pengajar disatu pihak dan pelajar di pihak
lain. Keduanya berinteraksi dalam satu proses yang disebut belajar mengajar
atau proses pembelajaran yang berlangsung dalam situasi belajar mengajar pula.
Seorang guru harus memahami bagaimana model interaksinya dalam pembelajaran.
Interaksi terdiri atas dua kata asal, yaitu aksi dan inter,
yang mana aksi memiliki arti kegiatan, sedangkan inter memiliki arti antar.
Interaksi dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan timbal balikantara murid
dan guru. Kegiatan keduanya menyebabkan pengaruh satu sama lain, kegiatan yang
satu bertumpu dan menjawab kegiatan dari yang lainnya.
Model interaksi adalah suatu model interaksi sosial yang
terbentuk berdasarkan teori belajar Gestalt dan teori balajar Area/Field Theory.
Model pembelajaran ini menitik beratkan pada suatu hubungan yang harmonis
antara individu dengan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori
Gestalt, guru tidak memberikan potongan potongan atau bagian-bagian bahan
ajaran, tetapi selalu kesatuan yang utuh.
Interaksi dalam pembelajaran sangat dibutuhkan karena
interaksi sangat berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Interaksi guru akan
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa karena interaksi belajar mengajar
mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar yang
melaksanakan tugas mengajar dengan anak didik yang sedang melaksanakan kegiatan
belajar. Interaksi antara pengajar dengan warga belajar, diharapkan proses
motivasi. Maksudnya, bagaimana dalam proses interaksi itu pihak pengajar mampu
memberikan dan mengambangkan motivasi kepada pihak wagra belajar/siswa/subjek
didik, agar dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara baik dan optimal.
Untuk menjadi seorang pendidik tidak cukup hanya dengan
bermodal pengetahuan yang luas saja, namun dalam mentransfer ilmu pengetahuan
tersebut diperlukan adanya interaksi yang baik dan benar. Dalam berinteraksi,
seorang guru dituntut untuk bisa berinteraksi sesuai dengan model interaksi
yang sebagaimana mestinya, agar dalam proses pembelajaran bisa berjalan secara
efektif dan efisien dan dapat menciptakan proses interaksi yang harmonis
dikelas.
Interaksi guru dengan siswa didalam proses belajar mengajar
merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran
yang diberikan, motode yang digunakan, namun jika interaksi guru dengan siswa
yang tidak harmonis akan dapat suatu hasil yang tidak diinginkan. Begitu sangat
pentingnya interaksi antara guru dengan siswa.
Keberhasilan suatu pembelajaran yang dilaksakan tidak hanya
ditentukan dengan perumusan tujuan, pemilihan materi yang sesuai, pemilihan
metode mengajar yang tepat, namun hal lain yang menentukan keberhasilan guru
adalah dalam menciptakan interaksi yang baik, harmonis antara guru dengan siswa
dalam proses pembelajaran agar suatu tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Interaksi itu sangat penting untuk dilaksanakan karena akan
menunjang terlaksananya tugas guru dengan sebaik-baiknya, terutama tugasnya
sebagai motivator, dan juga dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran,
karenanya, suatu tujuan pembelajaran dan motivasi tidak akan tercapai apabila
interaksi guru dan siswanya tidak terjalin dengan baik.
Dengan adanya guru berinteraksi dengan baik, maka siswa akan
merasa tertarik dengan pembalajaran yang disajikan, karena dengan interaksi
tersebut akan menciptakan siswa berminat dalam mengikuti pembalajaran tersebut.
Seorang guru harus mampu menciptakan kondisi yang sangat
harmonis antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, oleh sebab
itu, seorang guru harus pandai dalam menggunakan model interaksi agar semua
yang ada didalam kelas terlibat dalam proses bempembelajaran.
Seorang guru juga dituntut untuk bisa membuat siswa menjadi
aktif, oleh karena itu seorang guru harus menggunakan model interaksi yang baik
dalam proses pembelajaran.
Lalu, bagaimana cara guru dalam menciptakan interaksi yang
harmonis di kelas? Cara guru menciptakan proses interaksi yang baik dan
harmonis dikelas dalam pembelajaran dapat dilihat dari beberapa point,
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Guru mengawali proses pembelajaran
dikelas dengan membuka pelajaran yaitu memberi salam dan membaca doa saat
pelajaran pertama, kemudian memberi sedikit motivasi untuk para siswanya, dan
juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran
pada hari tersebut.
2. Guru menyajikan materi pembelajaran
dengan beragam cara, media, dan alat yang menarik dalam proses pembelajaran di
kelas.
3. Guru harus pandai memilih metode,
model, ataupun strategi/ pendekatan yang efektif dengan melihat model para
siswanya. Saat ini bersama kemajuan ilmu pengajaran
(pedagogik), telah diciptakan beragam cara mengajar yang baik untuk mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran tertentu dan diterapkan dalam situasi-situasi
tertentu. Disitulah interaksi yang baik sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran agar tercipta suatu interaksi yang harmonis di kelas.
4. Guru
harus pandai memilih bahasa yang tepat dalam berinteraksi dengan para siswanya.
Penggunaan bahasa yang komunikatif juga menjadi cara yang sangat penting dalam
menciptakan interaksi yang harmonis di kelas. Guru yang pandai berbahasa baik
secara verbal (lisan) maupun nonlisan seperti isyarat gerak tubuh dan wajah tadi
akan menjadi sekaligus guru yang variatif dan ekspresif. Secara lisan,
kata-kata yang digunakan dalam berkomunikasi juga harus dipilih secara tepat
sehingga akan terus dapat memotivasi dan memudahkan proses pembelajaran siswa.
Dengan demikian, niscaya interaksi dapat berjalan dengan baik dan harmonis.
5. Guru
menutup pembelajaran dengan menyimpulkan materi yang diberikan oleh para
siswanya, kemudian memberikan kesempatan para siswa untuk bertanya terkait
materi yang disampaikan hari itu, kemudian setelah itu, guru menutup proses
pembelajaran dikelas dengan berdoa bersama apabila pelajaran berada di jam
terakhir, lalu yang terakhir dengan memberi salam.
Terimakasih ilmunya
BalasHapus