A.Teori Sosiologi Ferdinand Tonnies
A. Biografi Ferdinand Tonnies
Ferdinant Tonnies lahir pada tahun
1855 di Schleswig-Holstein, Jerman Timur yang berada di Tanjung
Eiderstedt. Ia belajar di universitas Tubingen di Husum, ia tertarik menjadi
novelis dan penyair. Tahun 1877 dia menerima gelar doktor dalam sastra klasik
di Universitas Tubingen. Tonnies kemudian beralih ke filsafat, sejarah,
biologi, psikologi, ekonomi, dan mulai mempelajari sosiologi. Pada tahun 1881
dia memulai karirnya sebagai dosen swasta di Universitas Kiel
mengajar filsafat, ekonomi, dan statistik.
Dia
menjadi tersangka radikalisme di sebuah bentrokan dengan administrasi
Universitas Kiel tahun 1896 karena membuat massa mogok kerja. Pihak universitas
menjanjikan karir yang cemerlang untuk sarjana muda. Tahun 1909 konflik
eksternal telah diselesaikan dengan janji bahwa Tonnies akan mendapatkan gelar
profesor penuh bidang politik ekonomi di Universitas Kiel yang dimaksudkan
untuk membantu keuangan Tonnies sebagai ayah dari kelima anaknya. Pada
kenyataannya Tonnies tidak disebut profesor penuh sampai tahun 1913. Ia hanya
menjadi profesor tamu yang seringkali diundang di Universitas Kiel.
Tonnies
turut membangun institusi terbesar yang sangat berperan dalam sosiologi Jerman
bersama Max Weber, George Simmel, dan Werner Sombart, dalam melatarbelakangi
berdirinya German Sosiologycal Assocoation pada tahun 1909. Tonnies berhasil
menjadi Guru besar Emiritus di Universitas Kiel, tetapi pada tahun 1933 dia
dicabut dari status Guru Besar Emiritus. Ia wafat pada 9 april 1936 karena
kediktoran NAZI, semasa hidupnya ia aktif menentang gerakan NAZI di Jerman dan
telah menghasilkan 900 karya serta banyak menyumbang di bidang Sosiologi dan
Filosofi.
B.
Pengertian Sosiologi dan Masyarakat menurut Ferdinand Tonnies
Menurut
Ferdinand Tonnies masyarakat adalah karya ciptaan manusia itu sendiri seperti
yang ditegaskan oleh Tonnies dalam kata pembukaan bukunya. Masyarakat bukan
organisme yang dihasilkan oleh proses-proses biologis, bukan pula mekanisme
yang terdiri dari bagian-bagian individual yang berdiri sendiri-sendiri,
melainkan didorong oleh naluri-naluri spontan yang bersifat menentukan bagi
manusia. Masyarakat adalah usaha manusia untuk memelihara relasi-relasi timbal
balik yang mantap dan kemauan manusia mendasari masyarakat. Sehubungan dengan
kemauan itu, Tonnies kemudian membedakan antara Zweekwille, yaitu
kemauan rasional yang hendak mencapai tujuan dan Triebwille yaitu
dorongan batin berupa perasaan. Distingsi ini berasal dari Wilhelm Wundu.
Zweekwille adalah apabila orang
hendak mencapai suatu tujuan tertentu dan mengambil tindakan rasional ke arah
itu. Suatu no nonsense mentality menuntun seorang dalam
merencanakan langkah-langkah tepat untuk mencapai tujuan itu. Triebwille meliputi
sejumlah langkah atau tindakan yang tidak berasal dari akal budi saja,
melainkan dari watak, hati atau jiwa seseorang yang bersangkutan. Triebwille
bersumber pada selera, perasaan, kecenderungan psikis, kebutuhan biotis,
tradisi, atau keyakinan seseorang. Triebwille paling menonjol di kalangan petani,
orang seniman, rakyat sederhana, khususnya wanita dan generasi muda. Zweekwille lebih
menonjol di kalangan pedagang, ilmuan dan pejabat-pejabat serta generasi tua.
Ferdinand Tonnies terkenal dengan teorinya mengenai
Gemeinschaft dan Gesellschaft sebagai dua bentuk yang menyertai perkembangan
kelompok-kelompok sosial.
1.
Gemeinschaft (paguyuban)
Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama
dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat
alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa
persatuan batin yang juga bersifat nyata dan organissebagaimana dapat
diupamakan pada peralatan hidup tubuh manusia atau hewan. Bentuk Gemeinschaft
terutama dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga,
sahabat-sahabat, serikat pertukangan dalam abad pertengahan, gereja, desa, dan
sebagainya.
Sedangkan
menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi Gemeinschaft adalah bentuk hidup bersama yang lebih bersesuaian
dengan triebwille. Kebersamaan dan kerjasama tidak dilaksanakan untuk mencapai
suatu tujuan di luar, melainkan dihayati sebagai tujuan dalam dirinya.
Dalam
hal ini para anggota diperstukan dan disemangati dalam perilaku sosial mereka
oleh ikatan persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya sehingga mereka terlibat
secara psikis dalam suka duka hidup bersama. Dengan kata lain bahwa mereka
sehati dan sejiwa.
Ferdinand
Tonnies berpendapat bentuk dari semua persekutuan hidup yang dinamakan
gemeinschaft itu adalah keluarga. Ada tiga soko guru yang menyokong
gemeinschaft, yaitu:
·
Gemeinschaft by blood
Yaitu
gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau keturunan. Contoh:
kekerabatan, masyarakat-masyarakat suatu daerah yang terdapat di daerah lain.
Seprti Suku Bangsa Sikep yang menetap di daerah Kudus, Blora, dan Pati.
·
Gemeinschaft of place
Yaitu
gemeinschaft yang mendasarkan diri pada tempat tinggal yang saling berdekatan
sehingga dimungkinkan untuk dapat saling tolong menolong. Contoh: Organisasi
Himpunan Mahasiswa.
·
Gemeinschaft of mind
Yaitu
gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideologi atau pikiran yang sama.
Contoh: Anggota yang bernaung dalam sebuah partai yang sama.
2.
Gesellschaft (patembayan)
Merupakan
bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan
biasanya untuk jangka waktu yang pendek. Gesellschaft
bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, serta strukturnya bersifat
mekanis sebagaimana dapat diumpamakan pada sebuah mesin. Bentuk Gesellschaft, misalnya saja, dalam
organisasi perdagangan, organisasi suatu pabrik atau organisasi dalam suatu
industry, organisasi seperti Badan Eksekutif Mahasiswa jika itu di lingkungan
kampus.
Sedangkan
menerut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi Gesellschaft merupakan tipe asosiasi dimana relasi-relasi
kebersamaan dan kebersatuan antara orang berasal dari faktor-faktor lahiriah
seperti persetujuan, peraturan, undang-undang dan sebagainya. Menurut Tonnies
teori Gesellschaft berhubungan dengan
penjumlahan atau kumpulan orang yang dibentuk atau secara buatan. Apabila
dilihat secara sepintas kumpulan itu mirip dengan Gemeinschaft yaitu sejauh para individual hidup bersama dan tinggal
bersama secara damai tetapi dalam Gemeinschaft
mereka pada dasarnya terus bersatu sekalipun ada faktor-faktor yang memisahkan,
sedang dalam Gesellschaft pada
dasarnya mereka tetap terpisah satu dari yang lain, sekalipun ada faktor-faktor
yang mempersatukan.
Tonnies
menegaskan, bahwa setiap relasi selalu mengungkapkan ketunggalan dalam
kebhinekaan, dan kebhinekan dalam ketunggalannya. Hanya dalam membuat suatu
deskripsi yang umum dan abstrak, kita mempertentangkan unsur yang satu terhadap
unsur yang lainnya. Misalnya, kita berkata bahwa seorang seniman mengharapkan
penghargaan, sedang seorang pedagang mengharapkan keuntungan. Ini suatu
pertentangan abstrak dan generalisasi. Sebab dalam kenyataan hidup kedua hal
tampak dalam keadaan tercampur. Seniman juga harus mencari uang dan si pedagang
sebagai manusia juga menginginkan penghargaan. Begitu pula dengan kedua
tipe masyarakat, mereka selalu berbentuk campuran. Pola interaksi yang berlaku
dalam gemeinschaft dan pola yang berlaku dalam gesellschaft tidak saling
menolak atau bertentangan satu sama lain. Tiap-tiap relasi mengandung dua
aspek, selalu ada dua hal yang kait mengkait dan tidak mungkin dipisahkan.
Namun demikian, dalam tipe gemeinschaft unsur hukum, peraturan, dan disiplin
kurang diperhatikan dan sama menonjol seperti dalam gesellschaft, sedang unsur
perasaan dan solidaritas, yang berasal dari penghargaan (triebwille) tidak begitu
menonjol dalam gesellschaft.
Paradigma
atau alasan Ferdinand Tonnies mengeluarkan teori tersebut adalah:
·
Paradigma Fakta Sosial
·
Paradigma Fenomena Sosial
·
Paradigma Tingkah Laku atau Perilaku Sosial
Tonnies adalah salah satu contoh
langka penganut evolusionisme yang tak menganggap evolusi identik dengan
kemajuan. Menurutnya, evolusi terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan
manusia, lebih menuju kearah memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi
kehidupan manusia. Diantara penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya
kecenderungan berfikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses
pandangan terhadap suatu aturan dan sistem organisasi.
Keunikan pendekatan Tonnies terlihat
dari sikap kritisnya terhadap masyarakat modern (Gesellschaft), terutama nostalgianya
mengenai kehidupan tipe komunitas/kelompok/asosiasi (Gemeinschaft) yang lenyap.
Bagi Tonnies faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat seperti
prinsip evolusi yang ia miliki adalah adanya kecenderungan berpikir secara
rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandanagan terhadap suatu aturan
dan sistem organisasi. Kedua tipe masyarakat tersebut berbentuk campuran(saling
berkaitan dan tidak dapat di pisahkan dalam hidup karena tidak mungkin ada
gemeinschaft tanpa ciri-ciri Gesselschaft dan sebaliknya.
Dan di bawah ini adalah pemaparan
Tonnies tentang perbedaan antar Gemeinschaft dengan Gesellschaft sebagai suatu
perubahan yang justru bergerak kearah memperburuk, menurut dirinya.
Ciri
|
Gemeinschaft (paguyuban)
|
Gesellschaft (patembayan)
|
Hubungan social
|
Ikatan Keluarga
|
Pertukaran ekonomi
|
Institusi khas
|
Keluarga
|
Negara dan ekonomi
|
Citra tentang individu
|
Kedirian
|
Orang, warga
|
Bentuk kekayaan
|
Tanah
|
Uang
|
Tipe hokum
|
Hukum keluarga
|
Hukum kontrak
|
Institusi social
|
Desa
|
Kota
|
Kontrol social
|
Adat dan agama
|
Hukum dan pendapat umum
|
Tentang hal ini pula secara tidak langsung menurut Tonies
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat dimana prinsip evolusi
yang ia miliki hampir sama dan senada dengan prinsip evolusi ahli lain seperti
Max Weber begitu juga dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantara
penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya kecenderungan berfikir secara
rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandangan terhadap suatu aturan dan
sistem organisasi.
Sebagai contoh kasus, adanya suatu masyarakat bernama
kampung Ambon di daerah Bekasi, dimana asalnya sebuah komunitas tersebut
merupakan hanya kaum urban yang datang dari Ambon dan sekitarnya untuk mencari
penghasilan dengan bekerja seadanya, namun seiring dengan perubahan masa, waktu
dan zaman urbanisasi yang datang dari daerah tersebut semakin banyak dan
mengikuti pendahulunya yang lain untuk menempati lokasi yang sama. Sehingga
saat ini terbentuklan suatu masyarakat Ambon yang datang ke Jakarta setelah sebelumnya
hanya sebuah komunitas belaka.
Untuk penulisannya alangkah lebih baiknya latar belakangnya diratakan semua, kalau gak ya hitam atau ya putih, jangan dicampur-campur. Terimakasih.
BalasHapusterimakasih, isi tulisannya bagus, namun menurut saya warna tulisan dengan background hendaknya dibuat yg lebih kontras, misal tulisannya hitan backgroundnya putih. Soalnya kalo tulisan abu2 backgrnd hitam mnurut saya kurang jelas, terimakasih.
BalasHapus