Teori Sosiologi Saint Simon
A. Sejarah
Hidup Claude Henri de Saint Simon
Claude Henri de Rouvroy, Comte de Saint Simon atau
lebih dikenal dengan nama Henri de Saint Simon Simon lahir pada tahun 1760 dan
hidup ampai pada tahun 1825 . Ayahnya adalah putra kedua Loui-Francis de St
Simon atau Marcuiest de Sundricour yang merupakan seorang tentara di bawah
pimpinan Raja Louis XIV. Henri merupakan putra tertua dari sembilan bersaudara.
Pendidikan Saint Simon tidak tersistematisa, dan dididik secara privat oleh
para tutor pribadinya, di antaranya seorang Ensiklopedis d’ Alembert, serta
mempelajari secara otodidak dari pengetahuan ensiklopedi.
Kariernya cukup aneh. Pada tahun 1777, ia menjadi
seorang tentara. Selain menjadi tentara ia juga merupakan seorang pengembara
karena pada tahun 1787 ia menjadi menteri di Spanyol dan pada tahun 1783 ia
juga dipilih menjadi wakil pemimpin untuk negara Meksiko mengawasi daerah
Atlantik dan Pasifik . Memulai karier militer pada usia 17 tahun, ia turut
serta dalam perang Revolusi Amerika dan terluka dalam sebuah pertempuran di Laut
Saintes tahun 1782. Meskipun kemudian menyangkal, ia secara aktif mendukung
beberapa tindakan atau langkah yang diperkenalkan oleh Revolusi Perancistahun
1789. Ia pun aktif dalam kehidupan politik dibawah undang-undang , serta turut
beraprtisipasi dalam negoisasi damai dengan Inggris di Lille.
Saint Simon akhirnya pensiun dari aktivitas
pemerintahan dan finansial, dan memulai karier sebagai penulis yang terus
digelutinya hingga akhir hidupnya. Sebelumnya, ia belajar fisika selama tiga
tahun, dan pada tahun yang sama membentuk jaringan pertemanan dengan sejumlah
ilmuwan-ilmuwan terkemuka, dan penulis. Selanjutnya ia sering berpergian secara
intesif, khususnya ke Jerman , Inggris dan Swiss dan menghentikan
perjalanan-perjalanannya pada tahun 1814, saat ia menemuan seorang kolabolator
yang cakap dan bersemangat, Augustin Thierry , seorang sejarawan.
Tulisan-tulisan Saint Simon mulai diterima publik
secara luas, khususnya diantara manager dan pembisnis yang mulai berpengaruh
selama era Napoelonik. Daftar pelanggan dari publikasinya L’Industrie, tahun
pertama terbit tahun 1816, ternasuk berbagai pelaku industri dan bankir
terkemuka. Tahun berikutnya pertemananya dengan Thierry berakhir, dan dia
memulai sebuah hubungan dengan Auguste Comte. Kolaborasi antara dua pribadi
yang kuat dan berpengaruh ini berlangsung selama tujuh tahun, tetapi akhinya
pecah karena sebuah perselisihan pada tahun 1824, setahun sebelum Saint Simon
meninggal.
B. Sumbangan
Pengalaman Hidup di Amerika
Pandangan Saint Simon banyak dipengaruhi oleh pengalamannya
selama hidup di Amerika. Di Amerika, Saint Simon menemukan bahwa teologi dan
moral telah terlampaui, di mana ajaran agama tidak mendominasi seluruh aspek
kehidupan karena semua agama mendapat kedudukan dan hak yang sama. Negara
menjamin kebebasan dalam kehidupan dan menekankan perlunya toleransi dalam
kehidupan. Tentu saja kebebasan itu juga meresapi seluruh aspek kehidupan
termasuk dalam kehidupan ekonomi. Negara berusaha menjamin perkembangan moral
positif di mana etika duniawi dan kehidupan industrial mendapatkan pendasaran secara
baru yaitu tidak adanya tolerir bagi previlese kelas-kelas sosial dan
eksploitasi hak-hak para buruh atau pekerja. Kedudukan negara lebih bersifat
sebagai pengawas dan bukan pemegang peran sentral yang birokratnya tidak
memeras kehidupan industrialisasi. Dalam masyarakat berkembang kehidupan yang
bercorak liberal, demokrasi yang dilaksanakan atas dasar kerja. Maka tidak
heran masyarakat lebih mementingkan perkembangan industri, jaminan kebebasan
dan kepemilikan pribadi serta kebebasan publik, ketimbang hidup dalam oreintasi
militeristik dan teologis agama yang cenderung dogmatis itu.
C. Konsep
Kerja dalam L’Introduction
Dalam bukunya yang berjudul L’Introduction, Saint
Simon mencoba melontarkan gagasannya terkait dengan ilmu, evolusi, dan akal
budi manusia, masalah etika dan politik. Gagasan yang cukup besar adalah
mengenai Revolusi. Bagi Saint Simon, revolusi merupakan hasil dari fermentasi
moral dan konfliklah sumber perubahan atau revolusi. Konflik ini diawali oleh
perkembangan budi manusia yang kemudian sampai pada tahap krisis. Sebuah
langkah terbesar yang melahirkan perubahan atau momen sejarah selalu diawali
dengan konflik berdarah, dan ia menunjuk sebuah Revolusi Prancis yang menjadi
contoh nyata saat itu.
Selanjutnya ia menguraikan konsep kerja. Saint Simon
menegaskan bahwa kerja adalah esensi dari seluruh keutamaan. Kerja itu ia
kontraskan dengan sifat paarsit atau pemalas. Kerja merupakan keharusan bagi
setiap manusia, dimana lewat kerja manusia mengungkapkan kegiatan yang
produktif, khususnya dalam bidang sastra atau seni , ilmiah dan teknik.
Produktifitas manusia melalui kerja merupakan sebuah tindakan yang utama dalam
rangka melawan tindakan manusia yang kontraproduktif, menjadi beban kehidupan,
kekosongan hidup dan bahkan lebih ekstrim lagi tindak pencurian. Maka melalui
rangkaian kegiatan produktif lewat kerja, kesadaran menemukan pemenuhan
nilainya. Ia menegaskan bahwa eksistensi manusia tanpa kerja sebagai ungkapan
kebebasan dalam industrial adalah sebuah kematian. Maka para pemalas, dan parasit
harus dilenyapkan.
Selanjutnya ia mencoba menghubungkan antara industri
dengan konsep kerja . Baginya , industri merupakan semua produksi kreasi
sosial, tindakan menghasilkan harmonisasi alam dans ebuah idealisasi yang real.
Selain itu, industri merupakan mediasi yang tepat dan memungkinkan terjadinya
pemenuhan kebutuhab-kebutuhan manusia.
Gagasan Saint Simon terangkum dalam sebuah teori
yang disebut sebagai “ Filsafat Teori
Kerja”. Teori ini mencoba menjelaskan mengenai dunia dimana
manusia mencoba melenyapkan hal yang mengasingkan dirinya dan membentuk sesuatu
yang khas dalam dirinya. Semua kelas sosial dan semua hal tergantung pada
industri. Dalam zaman produksi, imperatifnya adalah penciptaan teknik. Maka ia
membagi kelas sosial menjadi dua kelas, dengan tolak ukur adalah kerja atau
industri. Pertama , kelas produktif , yaitu para pelaku kerja atau industri
,dan kedua kelas non produktif , yang tidak menyumbang atau menghasilkan
sesuatu demi terbentuknya masyarakat industri yang terdiri dari raja (kaum
feodal), para pemimpin agama (hierarkhi) , dan parasit para pemalas, yaitu para
birokrat pemerintahan.
D. Demistifikasi
Peran Pemerintah atau Negara
Selanjutnya, Saint Simon juga mengkritisi mengenai
peran negara dalam kehidupan masyarakat industri. Bagi Saint Simon , negara
merupakan kekuatan yang tidak jelas dan mengancam. Dalam praktiknya negara
menjadi penguasa dan imaginasi yang dikuasai dan didengungkan secara
berlebihan.
Saint Simon prihatin dengan situasi saat itu , ia
melihat bahwa pemerintah atau negara seolah-olah bekerja bagi seluruh warganya
padahal dalam praksis , negara tidak bekerja. Tugas negara hanyalah mngawasi
jalannya gerak kerja industrialisasi dalam masyarakat, bukan malah mengontrol
atau lebih parah lagi menguasai gerak industri itu. Saint Simon menegaskan
bahwa yang mengarahkan secara nyata atau riil gerak produksi agar dapat
berjalan dengan semestinya bukanlah para politisi , birokrasi, atau militer
tetapi para pelaku dalam kelas-kelas produktif yaitu para praktisi ekonomi dan
ahli teknik. Maka bagi Saint Simon sistem pemerintahan atau pengaturan negara
yang tepat adalah sistem teknokrasi yaitu sistem pemerintahan yang diatur oleh
para ahli atau teknisi.
Saint Simon juga mencetuskan perlunya konsep
ekonomi-politik dan kebebasan kelompok. Dalam bukunya L’Organisateur, Saint
Simon mengeaskan bahwa yang paling utama dalam pemerintahan atau negara
bukanlah fenomena politik, tapi organisasi ekonomi. Jika peran organisasi
ekonomi rasional dan memuaskan sehingga membawa kemakmuran bersama bukan
individual, maka politik lambat laun akan kehilangan posisi atau kekuasaaannya.
Ia terus-menerus mendengungkan keprihatinannya terhadap politik negara saat itu
dengan terus mendorong terciptanya gerakan untuk mewujudkan model ekonomi
politik, sehingga kebebasan kelompok tidak ditekan oleh kekerasan atau
ketakutan. Untuk mewujudkannya perlu adanya usaha untuk melenyapkan
institusi-institusi koersif seperti partai-partai politik dan militer. Sistem
politik yang tidak berhasil mewujudkan kepentingan massa, biasanya sistem itu
lalu menggunakan kekuatan-kekuatan koesif untuk bisa bertahan lewat tindakan
seperti intimidasi yang menimbulkan kekerasan atau ketakutan.
Saint Simon melihat bagaimana realitas kekuasaan
gereja di Prancis pada zamannya. Para pemimpin gereja bersama para kaum
penguasa negara dan kaum feodal, memegang kekuasaan yang amat kuat dalam
pemerintahan Prancis. Saint Simon sadar akan pentingnya moral dan masyarakat
yang ideal dalam usaha mengembangkan harmoni dan rasa tujuan komunitas-komunitas
humanis.
E. Ajaran
Perkembangan Sosial
Saint Simon menggunakan dua prinsip untuk
menerangkan perkembangan sosial. Yang pertama yakni adanya perkembangan yang
terus menerus dan meluas dari masyarakat, mulai dari kelompok masyarakat yang
paling kecil sampai kepada kelompok manusia yang paling besar. Sedangkan
prinsip yang kedua adalah hokum tentang kemajuan pengetahuan manusia, mulai
dari kebudayaannya yang paling sederhana hingga kepada peradaban yang paling
tinggi. Saint Simon beranggapan, menurut kedua prinsip inilah keberhasilan
manusia untuk merubah masyarakat mulai dari keadaannya yang paling primitive
sampai kepada peradaban yang paling maju. Dari keberadaban yang paling rendah
sampai kepada masyarakat yang berperadaban tinggi, adalah merupakan rangkaian
dari bentuk-bentuk sosiokultural manusia yang tergantung kepada kemampuannya
untuk membentuk masyarakat dan kemajuan pengetahuan masyarakat itu sendiri.
Sebenarnya ada satu prinsip lagi yang dikemukakan
oleh Saint Simon untuk menerangkan perkembangan sosial ini, yaitu anggapannya
mengenai bentuk-bentuk kekuasaan dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang
primitive, demikian katanya, ditandai oleh adanya eksploitasi dari mereka yang
kuat, dan kemudian terjadi pergeseran eksploitasi tersebut seiring dengan
kemajuan peradaban. Dari eksploitasi manusia yang pling kuat berubah menjadi
eksploitasi dalam bentuk perbudakan, dan kemudian eksploitasi dalam bentuk
sistem upah, yang merupakan bentuk akhir dari system eksploitasi ini, dan yang
akan mengarah kepada bentuk kerja sama.
Saint Simon juga mengatakan bahwa ada kesejajaran
(paralelisme) antara perkembangan individu dengan masyarakat. Ide tentang
kesejajaran antara individu dengan masyarakat ini memang menjadi demikian
popular pada abad ke-18. Tetapi Saint Simon berusaha untuk menerangkan
kesejajaran ini, khususnya dalam cara berfikir manusia. Cara berfikir manusia
selalu didahului oleh dua cara, katanya, yaitu cara berfikir yang bersifat
sintetis dan yang bersifat analitis. Dan dia mengatakan cara berfikir sedemikian
itu akan menandai perkembangan masyarakat. Pada mulanya, pemikiran masyarakat
lebih banyak bersifat analitis, dan oleh karena itu mereka menjadi kritis. Pada
masa yang lain, pemikiran masyarakat adalah bersifat sintetis dan oleh karena
itu bersifat konstruktif atau bersifat ”organis”. Simon membedakan antara apa
yang disebutnya dengan masyrakat yang “organis” dan masyrakat yang “kritis”
dalam sejarah perkembangan manusia. Simon mengambil contoh masyarakat dalam
periode kritis adalah masa Yunani sampai kepada lahirnya Socrates, kemudian
masa reformasi di Eropa pada abad pertengahan, sampai kepada terjadnya revolusi
Perancis yang merupakan awal dari periode organis atau konstruktif. Semua
perkembangan sisoal sedemikian ini kata Saint Simon, selalu disertai dengan
kemajuan didalam ilmu pengetahuan, yang menggambarkan bagaimana sebenarnya
terdapat kesejajaran (paralelisme) antara perkembangan masyarakat dengan
perkembangan cara berfikir manusia.
Cara berfikir manusia pada mulanya adalah bersifat
teologis atau spekulatif, tetapi kemudian berkembangan menjadi lebih mendekati
kenyataan atau bersifat konkrit, dan karena itu bersifat positif dan ilmiah.
Demikian juga halnya dengan perkembangan kebudayaan adalah menurut prinsip yang
sama. Dan dengan perkembangan tingkat sedemikian ini Simon juga menunjukkan
tingkatan perkembangan ilmu pengetahuan, yang berkembang dari tingkatannya yang
bersifat abstrak sampai yang konkrit. Tingkatan pertama dari ilmu pengetahuan
adalah matematika, kemudian astronomi , lalu ilmu fisika, dan disusul oleh ilmu
kimia.
Saint Simont selanjutnya mengatakan bahwa bentuk
pengetahuan manusia berkembang menurut tingkatan sedemikian itu, yakni mulai
dari tingkatannya yang spekulatif atau teologis menuju kepada tingkatannya yang
semakin konkrit, atau bersifat positif atau ilmiah. Psikologi yang merupakan
ilmu tentang manusia individual demikian juga halnya menjurus dari tahap yang
spekulatif ke tahap yang positif. Penerapan yang sama terjadi dilapangan ilmu
politik, pendidikan, industri, etika dan agama, yang pada waktunya akan sampai
kepada tingkatannya yang bersifat positif atau ilmiah. Ini berarti bahwa kira
harus memandang masyarakat secara keseluruhan yang berkembanga dari tingkatan
yang berdasarkan pemikiran yang spekulatif atau teologis, menuju kepada
masyarakat yang diorganisir berdasarkan pemikiran yang bersifat positif atau
ilmiah.
Dengan dasar pemikiran sedemikian ini, maka
sebenarnya saint Simon mendahului ajarana Comte tentang hukum tiga tingkatan.
Saint Simon seperti halnya juga Comte menempatkan ajaran ini sebagai hukum
tentang perkembangan sosial.
Demikianlah filsafat sosiologi yang dikembangkan
oleh Saint Simon. Pemikirannya berdasarkan tahap-tahap pemikiran manusia
sebenarnya diambil oper dari apa yang telah disebutkan oleh Turgot sebelumnya.
Dan pemikiran tentang tiga tingkatan perkembangan pemikiran manusia yang
dikembangkan oleh Saint Simon dari Turgot ini pula yang dikembangkan oleh
Auguste Comte, yang pada mas itu Saint Simon menjadi murid sekaligus
sekretarisnya.
F. Kekristenan
Baru
Saint Simon juga jeli melihat bagaimana realitas
kekuasaan gereja di Perancis pada jamannya. Para pemimpin gereja bersama para
kaum penguasa negara dan kaum feodal, memegang kekuasaan yang amat kuat dalam
pemerintahan Perancis. Saint Simon sadar akan pentingnya moral dan masyarakat
yang ideal dalam usaha mengembangkan harmoni dan rasa tujuan
komunitas-komunitas humanis.
Selama abad Pertengahan agama Kristen telah
menunjukkan sepak terjang dan pengaruhnya, dan dia berpikir bahwa sebenarnya
ada sebuah sistem kepercayaan-kepercayaan yang sebanding dengan Kekristenan,
yang diadaptasi dari pengetahuan kontemporer, dalam masyarakat modern yang
dapat berjalan. Awalnya, ia mencoba mengarahkan penciptaan sistem seperti itu
berdasarkan filsafat, namun belakangan pada masa akhir hidupnya, ia mengusulkan
untuk kembali pada prinsip fundamental dari ajaran Kristiani. Meski demikian ia
memaknai prinsip dasar ajaran Kristiani itu secara baru. Kekristenan
pertama-tama bukan sebagai melulu dogmatis, namun menjadikan sebagai proyek
jiwa dalam pembentukan suatu sistem industri yang didirikan atas dasar cinta
kasih. Selama ini agama kristiani gagal melaksanakan perintah injili sehingga
mengalami dekadensi.
Tujuan utama kekristenan dalam sistem industri
seharusnya adalah perbaikan nasib kelas proletar, yang selama ini tersisih oleh
kaum klerus, yang bekerjasama dengan birokrat, borjuis-feodal. Kekristenan baru
merupakan penjelmaan ajaran persaudaraan yang sejati dan kebahagiaan masa kini
bukan masa depan. Maka tugas gereja adalah ikut serta menghasilkan
kesejahteraan umat secara konkret dalam perbaikan hidup manusia yang tercapai
lewat kerja. Untuk itu, Kekristenan yang baru harus bekerjasama dengan kelas produktif
yang didasarkan pada pengetahuan suci: seni, ilmu, dan industri sebagai
trasnposisi Injil.
G. Pengaruh
pemikiran Saint Simon
Selama hidupnya, pandangan-pandangan Saint Simon
berpengaruh amat kecil; ia hanya meninggalkan beberapa murid yang melanjutkan kerangka
pemikirannya. Murid yang paling penting adalah Olinde Rodrigues, murid
kesayangan Saint Simon, dan Barthelemy Prosper Enfrantin, di mana keduanya
menerima pengajaran-pengajaran terakhir Saint Simon. Langkah pertama mereka
adalah menerbitkan sebuah jurnal, berjudul Le Producteur, tetapi tidak
berlanjut pada tahun 1826. Kelompok pendukung gagasan Saint Simon mulai
berkembang, dan sebelum akhir tahun 1828, telah mengadakan pertemuan-pertemuan
tidak hanya di Paris tetapi di banyak ibu kota propinsi di Perancis.
Beberapa laporan yang memadai menilai adanya
pengaruh yang kuat pada sekretaris-sekretarisnya yang terkenal yaitu August
Comte dan Augustin Thierry, dan beberapa anggapan pengaruh pada serangkaian
para teroritikus sosial politik yaitu John Stuart Mill dan Karl Marx, para
penulis yaitu Heinrich Heine dan George Sand, dan para pemusik Franz List dan
Hector Berlioz.
min, minta sumber referensi artikel ini dong. Terimaksih.
BalasHapus